Selasa, 10 Juli 2012

Sedikit Review Buku 7 Keajaiban Rezeki Penulis: Ippho Santosa


Buku ini menjelaskan tentang bagaimana kita untuk bisa lebih menggunakan otak kanan secara optimal. Disamping itu Ippho menggunakan cara-cara yang Islami dalam penerapannya. Salah satu contoh dia menjelaskan bagaimana tentang kekuatan sedekah. Dia mengajak kita jika ingin kaya berlimpah maka bersedekahlah dengan segera dan banyak. Satu kalimat yang menggelitik hati saya dalam buku itu ia mengatakan, “sedekah koq seribu, emangnya bayar WC umum”. Jadi ia mengajak pembacanya untuk segera bersedekah untuk membeli kesulitan hidup dan mengajak bersedekah dengan nominal yang pantas jangan kaya bayar ke WC umum. Mungkin dalam benak kita bertanya, “loh wong namanya sedekah ya seikhlasnya saja”. Nah peran otak kanan di sini berperan, ikhlas itu belajar, ikhlas itu karena kebiasaan. Menurutnya coba saja dulu dengan bersedekah dengan nominal yang besar, karena dari situ sebenarnya kita sedang belajar ikhlas. Karena ikhlas tidak ikhlas Allah tetap akan membalas amal kita seperti yang dijanjikannya dalam Al-Qur’an untuk membalas sepuluh kali lipat dari sedekah yang kita lakukan. Maka dari sedekahlah kita harus yakin bahwa kita akan kaya berlimpah dan insya Allah berkah, menurutnya. Dan saya yakin itu benar.
            Bahkan ia mengatakan sedekah dengan cara terang-terangan pun tidak apa-apa, yang tidak boleh itu terang-terangan tidak sedekah, celotehnya. Jangan takut dinilai orang sebagai ria, karena yang menilai sedekah atau amal kita itu Allah bukan orang lain. Biar saja orang menilai seperti itu, karena mereka tidak tahu niat kita yang sebenarnya, apakah orang lain tahu tentang isi hati kita? Padahal bisa saja niat kita untuk bersedekah terang-terangan agar bisa memotivasi orang lain untuk bersedekah. Ya, intinya jangan takut dianggap ria, bahkan dalam buku keduanya Ippho menjelaskan dahulu ada sahabat Rasul yang bersedekah dengan terang-terangan, karena untuk memotivasi orang-orang di sekelilingnya. Dan sedekah itu tidak boleh ditunda-tunda, karena itu suatu kebaikan. Segerakanlah. Ujarnya dalam buku tersebut. Yakinlah Allah akan membalas lebih, maka dari situ kita akan menjadi orang yang kaya berlimpah dan berkah. Dan saya merasakan perubahan setelah membaca dan mempraktekan apa yang dikatakan di buku tersebut, keren paten, luar biasa. Dan saya rasa harus banyak orang yang membaca buku tersebut.
            Dan salah satu bab lagi di buku tersebut mengatakan. Untuk cepat meraih apa yang kita inginkan, libatkanlah sepasang bidadari disebut dalam buku tersebut (orang tua, ibu khususnya dan juga istri) bahagiakan mereka, minta doa kepada mereka. Jika ibu kita sudah tidak ada maka orang-orang terdekat ibu kita. Artinya dalam buku tersebut berpatokan pada ayat Al-Qur’an yang artinya “ridho Allah, tergantung pada ridho kedua orang tua”. Sewaktu kecil mungkin sampai sekarang kita hanya bisa menyusahkan kedua orang tua, maka sudah waktunya kita membahagiakan kedua orang tua sekecil apapun bentuk kebahagiaanya. Karena hal tersebut akan menjadi ridho Allah. Ketika kedua orang tua khususnya ibu telah meridhoi, maka jalan kita untuk menggapai sesuatu akan dimudahkan dan dipercepat. Dan juga dalam buku tersebut mengatakan, selaraskan antara doa kita dengan doa ibu. Minta ibu menyebutkan satu mimpi saja dulu yang benar-benar kita inginkan, untuk dipanjatkan dalam setiap doanya. Karena ketika doa kita sudah selaras, maka insya Allah akan ada kekuatan yang mendorong doa tersebut untuk dikabulkan. Jadi intinya dalam bab tersebut, bahagiakan kedua orang tua dan selaraskan doa kita tentang apa yang kita inginkan, begitupun kepada istri, jika kita memang sudah mempunyai istri. Insya Allah apa yang kita inginkan akan cepat tercapai dan dipermudah jalannya.
            Dan di salah satu bab lagi Ippho menjelaskan tentang jodoh. Banyak orang yang menuntut jodohnya ingin seperti ini dan seperti itu, tanpa berkaca bahwa dirinya sudah seperti itu pa belum. Ippho pun menjelaskan bahwa dalam Al-Qur’an dikatakan “lelaki baik untuk wanita baik dan lelaki tidak baik untuk wanita tidak baik”. Ippho mengatakan sudah baik dan pantaskah kita untuk mendapatkan suami atau istri yang kita inginkan seperti ini dan itu? Jika diri kita sendiri belum baik maka janganlah menuntut ingin mendapat wanita atau suami yang baik. Karena pasangan kita adalah cerminan diri kita. Maka dari itu Ippho mengajak pembacanya untuk memantaskan diri terlebih dahulu, terutama dihadapan sang pencipta. Karena jika sudah baik dan pantas, insya Allah pasangan kita kelak pun akan baik. Karena sekarang ini banyak orang yang sibuk memantaskan diri dihadapan orang lain, dan melupakan kepantasannya dihadapan sang pencipta. Orang berlomba-lomba tampil sekece mungkin dihadapan orang lain atau pas mau ketemu pacar saja, sedangkan ketika hendak beribadah kita tampil seadanya dengan kaos agak belel mungkin, sarung bolong, padahal itu berhadapan dengan Sang Pencipta. Nah di sini Ippho dalam buku 7 Keajaiban Rezeki mengajak untuk memantaskan diri terlebih dahulu dihadapan Sang Pencipta, sebelum kita menuntut ini dan itu kepada Allah untuk mendapatkan istri atau suami yang baik.
(maaf jika ada kalimat atau kutipan yang salah. intinya sih seperti itu kurang lebih apa yang dikatakan dibeberapa bab buku tersebut) enjoy :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar